Detail Berita

Beranda / Berita / Detail Berita

UPACARA MEMPERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA KE-94

Senin, 31 Oktober 2022 09:11 WIB 0 Komentar 405

Hari Sumpah Pemuda yang diperingati pada Jumat, 28 Oktober 2022 mendatang menjadi momen untuk kembali membangkitkan semangat nasionalismu.

Pasalnya, Hari Sumpah Pemuda ini dilaksanakan untuk mengenang awal mula pergerakan para pemuda yang membuat kongres pemuda ke-2 pada 28 Oktober 1928 silam.

Teks pidato sambutan Hari Sumpah Pemuda ini bisa menjadi pembangkit semangat para pemuda Indonesia untuk bersatu bahu-membahu membangun dan melindungi NKRI.

"PEMUDA INDONESIA BERANI BERSATU"

Para Pemuda Indonesia dan Hadirin Sekalian yang Kami Hormati...

Sembilan puluh empat tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928, sebanyak 71 pemuda dari seluruh penjuru tanah air, berkumpul di sebuah gedung di Jalan Kramat Raya, daerah Kwitang Jakarta. Mereka mengikrarkan diri sebagai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yaitu, Indonesia. Sungguh, sebuah ikrar yang sangat monumental bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

17 tahun kemudian, ikrar ini melahirkan proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945.

Sumpah pemuda dibacakan di arena kongres pemuda, dihadiri oleh pemuda lintas suku, agama dan daerah. Jika kita membaca dokumen sejarah kongres pemuda, kita akan menemukan daftar panitia dan peserta kongres yang berasal dari pulau-pulau terjauh Indonesia. Secara imajinatif sulit rasanya membayangkan mereka dapat bertemu dengan mudah.

Dari belahan barat Indonesia, terdapat nama Mohammad Yamin. Seorang pemuda kelahiran sawah lunto Sumatera Barat yang mewakili organisasi pemuda Sumatera, Jong Sumatranen Bond.

Dari belahan Timur Indonesia, kita menemukan pemuda bernama Johannes Leimena, kelahiran kota Ambon Maluku, mewakili organisasi Pemuda Jong Ambon.

Ada juga Katjasungkana dari Madura, ada juga Cornelis Lefrand Senduk, mewakili organisasi pemuda Sulawesi, Jong Celebes.

Para pemuda indonesia dan hadirin sekalian yang kami banggakan…

Pernahkah kita membayangkan bagaimana seorang Mohammad Yamin dari sawah lunto dapat bertemu dengan Johannes Leimena dari Ambon?

Pernahkah kita membayangkan bagaimana seorang Katjasungkana dari Dadura dapat bertemu dengan Lefrand Senduk dari Sulawesi? Bukan hanya bertemu, tapi mereka juga berdiskusi, bertukar pikiran, mematangkan gagasan hingga akhirnya bersepakat mengikatkan diri dalam komitmen keindonesiaan.

Padahal, dibutuhkan waktu berminggu-minggu untuk bisa sampai ke kota mereka. Alat komunikasi pun masih terbatas, mengandalkan korespondensi melalui kantor pos. Hari ini surat dikirim, satu dua bulan kemudian, barulah sampai di alamat tujuan.

Belum lagi kalau kita berbicara tentang perbedaan agama dan bahasa. Mohammad Yamin beragama Islam berbahasa melayu, johannes leimena beragama protestan berbahasa Ambon.

Begitupun dengan Katjasungkana, Lefrand Senduk, dan 71 pemuda peserta kongres lainnya. Mereka memiliki latar belakang agama, suku, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda. Namun, fakta sejarah menunjukkan bahwa sekat dan batasan-batasan tersebut tidak menjadi halangan bagi para pemuda indonesia untuk bersatu demi cita-cita besar indonesia. Inilah yang kita sebut dengan; “berani bersatu”.

Para pemuda indonesia dan hadirin sekalian yang berbahagia…

Kita tentu patut bersyukur atas sumbangsih para pemuda indonesia yang sudah melahirkan sumpah pemuda. Sudah seharusnya kita meneladani langkah-langkah dan keberanian mereka hingga mampu menorehkan sejarah emas untuk bangsanya.

KEGIATAN UPACARA HARI SUMPAH PEMUDA SMA NEGERI 4 DUMAI


Bagikan ke:

Apa Reaksi Anda?

0


Komentar (0)

Tambah Komentar

Agenda Terbaru
Prestasi Terbaru